Pemerintah Diminta Cegah Pertamina Beli Medco
Kamis, 25 November 2010 – 20:02 WIB
Dalam waktu kurang dari 5 tahun ke depan, lanjutnya, ada 4 Production Sharing Contract (PSC) Medco yang akan berakhir masa berlakunya. Jika pemerintah konsisten dengan sikapnya yang ingin membesarkan Pertamina, wilayah kerja tersebut otomatis jatuh ke tangan Pertamina. Selain itu, 58 persen dari total cadangan Medco berasal dari blok Senoro Tolii yang merupakan ladang bersama kedua perusahaan. Dengan demikian, pembelian saham Medco menjadi tidak relevan dan mubazir.
"Hal ini jelas tidak menguntungkan Pertamina dan tidak sejalan dengan visi dan rencana produksi 1 juta barel Pertamina. Oleh sebab itu, transaksi hanya akan menguntungkan jika dilakukan pada tingkat PSC," tegasnya.
IRESS berpendapat bahwa pemerintah, melalui Kementrian BUMN belakangan ini telah melakukan tindakan yang merugikan negara antara lain dengan mengobral murah saham-saham BUMN seperti pada kasus terkini Krakatau Steel dan membeli dengan harga mahal ketika BUMN membeli saham perusahaan swasta atau membentuk konsorsium melalui pendirian anak perusahaan, seperti kasus Posco dan rencana pembelian Medco.
"Kedua hal di atas tak lepas dari kepentingan oknum-oknum di lingkaran kekuasaan untuk mendapatkan komisi, memburu rente dan mandapatkan keuntungan dalam jumlah besar dalam waktu sesingkat-singkatnya, dengan mengorbankan kepentingan BUMN dan rakyat Indonesia. Hal ini persis sama saat penjualan Indosat kepada Temasek, the ultimate crimes against the nation!," tegasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara minta pemerintah menghentikan rencana Pertamina membeli saham Medco
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi