Pemerintah Diminta Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Pemerintah Diminta Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif
Pemerintah diminta mendukung penelitian soal THR. Ilustrasi laboratorium: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia membutuhkan strategi lain untuk menekan angka kematian akibat rokok, karena menjadi negara dengan urutan kedua jumlah perokok tertinggi di dunia.

Penelitian mengenai metode Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) dinilai bisa menjadi alternatif berhenti merokok menjadi salah satu strategi dalam dasar penyusunan aturan.

Dokter Ahli Fisiologi Universitas Padjajaran (Unpad) Ronny Lesmana mengatakan peran pemerintah untuk mendukung riset tentang ini sangat diperlukan.

Menurut Ronny, hasil riset akan menjadi data awal untuk merumuskan peraturan berbasis data, mengingat Indonesia angka kematian akibat rokok di Indonesia saat ini mencapai 300 ribu nyawa per tahun.

“Data dari penelitian menjadi komparasi yang baik sebagai dasar bagaimana memutuskan suatu regulasi. Regulasi ini mau dibuat seperti apa? Pemerintah harus investasi untuk penelitian, termasuk metode alternatif ini. Sebab, untuk memahami suatu ilmu itu mahal. Topik ini (THR) tidak pernah diangkat,” ungkap Ronny dikutip, di Jakarta, Minggu (2/2).

Ronny mengungkapkan selama ini, penelitian didominasi sudut pandang tembakau sebagai komoditas.

Namun, dari sisi kesehatan, studi untuk memanfaatkan produk alternatif tembakau yang rendah risiko belum dilakukan.

Melihat situasi ini, akademisi pun melakukan studi-studi alternatif, termasuk lembaga yang dinaungi universitas tempat Ronny bekerja.
Meskipun begitu, penelitian tersebut belum diterima dengan baik oleh pemerintah sebagai penunjang penetapan aturan.

Penelitian mengenai metode Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) dinilai sebagai alternatif berhenti merokok menjadi salah satu strategi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News