Pemerintah Diminta Jelaskan Penyebab Kemahalan di Pelabuhan
jpnn.com - JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengeluhkan biaya logistik Pelabuhan Indonesia termahal di dunia. Sebab menurut anggota Komisi V DPR, Soehartono, biaya kemahalan pelabuhan Indonesia mencapai 27 persen. Sedangkan di Singapura, Malaysia dan India berkisar 15 persen.
"Ini akibat kurangnya pelabuhan atau sistemnya yang jeblok? Mestinya pemerintah bisa menjelaskan penyebab kemahalan itu," kata Soehartono, kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (20/9).
Dia mencontohkan, proses bongkar-muat di pelabuhan Belawan Kota Medan masih membutuhkan waktu lebih dari lima hari dari yang semestinya dua hari.
"Bahkan di Makassar, yang merupakan gerbang Indonesia Timur, dwelling time sampai tujuh hari. Sementara Tanjung Priok masih tiga hari," ungkapnya.
Seharusnya, lanjut politikus dari dari daerah pemilihan Provinsi Jawa Timur VIII itu, tiga pelabuhan penting di Jawa dikerahkan secara bersama-sama untuk mengurangi waktu bongkar muat kapal.
"Kontainer itu kan berpusat di Jawa terutama di Jakarta, seharusnya sudah ada pemikiran untuk mengerahkan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya dan Tanjung Priok secara bersama-sama, otomatis dwelling time akan berkurang," tegasnya.
Dia mengatakan, seberapa baik manajemennya, tapi kalau arus kapal pembarwa barang melimpah ruah, tetap saja proses bongkar muat barang abnormal.(fas/jpnn)
JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengeluhkan biaya logistik Pelabuhan Indonesia termahal di dunia. Sebab menurut anggota
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 20 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita