Pemerintah Diminta Konsisten Tetapkan Pertumbuhan Ekonomi 2021
Syarief Hasan juga menyebutkan, BPS RI sebagai lembaga statistik nasional juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih resesi hingga hari ini.
“Data yang dirilis oleh BPS RI menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi masih minus 0,74% pada Kuartal I-2021. Walaupun membaik, akan sangat sulit untuk langsung mencapai target positif 4%, 5%, 7%, apalagi 8% di tengah situasi Pandemi Covid-19.apalagi anggaran APBN belum terserap secara maksimal.”, ungkap Syarief Hasan.
Angka ini makin dipersulit dengan masih lesunya dunia usaha dan industri di Indonesia.
"Bayangkan saja, Supermarket Giant tumbang dan menutup seluruh gerainya di Indonesia yang berakibat pada lonjakan pengangguran. Maskapai Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air juga menawarkan program pensiun dini kepada karyawannya agar bisa bertahan di tengah Pandemi Covid-19,” ungkap Syarief.
Politikus senior ini juga mendorong Pemerintah tidak hanya membuat kebijakan jangka pendek, tetapi juga kebijakan jangka panjang.
Selama ini, kata Syarief, pemerintah lebih banyak membuat kebijakan jangka pendek, seperti gelontoran dana untuk instansi dan bantuan langsung. Pemerintah juga harus membuat kebijakan jangka panjang untuk penguatan ekonomi Indonesia, seperti pembiayaan dan pendampingan bagi Usaha Ultra Mikro, UMKM, Koperasi, hingga ekonomi kerakyatan yang bisa berkontribusi terhadap perbaikan ekonomi nasional.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan pernyataan yang dilakukan Pemerintah dalam menentukan target pertumbuhan ekonomi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim