Pemerintah Diminta Mulai Kembangkan Bioenergi dari Limbah Pertanian
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah diminta segera mengembangkan bioenergi dari bahan baku limbah pertanian atau cellulosic ethanol.
Menurut peneliti International Council on Clean Transportation (ICCT), Tenny Kristiana, Indonesia memiliki bahan baku berlimpah untuk memproduksi celluloosic ethanol.
Dia menjelaskan, ada banyak keuntungan yang bisa didapat dari bioenergi limbah pertanian.
Antara lain, mengurangi pembuangan limbah, menurunkan emisi gas rumah kaca, hingga menghemat subsidi.
Berdasarkan studi yang dilakukan ICCT, kata Tenny, produksi cellulosic ethanol bisa mencapai dua miliar per tahun dengan 30 juta ton biomasa kelapa sawit yang tidak terpakai.
“Angka itu setara dengan empat persen permintaan minyak per tahun pada 2019,” kata Tenny dalam webinar Future Energy Tech Innovation and Forum yang diselenggaraka Katadata pada sesi The Next Generation Biofuels, Selasa (9/3).
Tenny menambahkan, cellulosic ethanol merupakan biofuels generasi kedua yang memerlukan teknologi lebih maju dibandingkan ethanol konnvensional.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan subsidi untuk produksi cellulosic ethanol.
Pemerintah diminta segera mengembangkan bioenergi dari bahan baku limbah pertanian atau cellulosic ethanol.
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Simak, Lomba Karya Jurnalistik Bertema Wajah Hukum Pemerintahan Baru
- Hardjuno Pertanyakan Keseriusan DPR Perihal RUU Perampasan Aset
- Lippo Karawaci Gunakan Proses Ultrafiltrasi Canggih Olah Air Limbah