Pemerintah Diminta Segera Bertindak Atasi Mahalnya Tiket Pesawat
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), Aji Sofyan Effendi mendesak pemerintah agar segera turun tangan terkait mahalnya tiket pesawat.
Pasalnya, Aji menilai kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab, tingginya harga tiket memiliki efek domino yang luar biasa terhadap banyak sektor.
Efek berantai terjadi, karena tingginya harga tiket berpotensi membuat daya beli masyarakat menjadi lebih rendah.
“Dan itu berdampak pada semua yang berhubungan dengan industri hulu dan hilir, termasuk pariwisata, hotel, kuliner, travel, dan para pedagang kecil di berbagai tempat. Dampak negatif tidak hanya dirasakan di pusat, tetapi juga di berbagai daerah,” jelas Aji, Kamis (28/3).
Harga tiket yang sangat tinggi tersebut, menurut Aji, tidak lepas dari kondisi pasar penerbangan yang hanya terdiri atas dua grup saja, yakni Garuda dan Lion.
Dan kondisi tersebut, akan menciptakan sistem yang sangat tidak sehat yaitu terjadinya kartel. Dalam sistem seperti itu, menurut Aji, maskapai bisa semena-mena menetapkan harga tiket.
“Negara harus hadir, harus tegas terhadap maskapai yang menetapkan harga tiket semaunya. Publik tidak boleh terzalimi dengan harga tiket seperti saat ini,” tegas Aji.(chi/jpnn)
Dampak negatif dari mahalnya tiket pesawat tidak hanya dirasakan di pusat, tetapi juga di berbagai daerah.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Dari Konser K-Pop hingga Kereta Cepat, Inovasi tiket.com Makin Ciamik
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Imbas PPN 12 Persen, Harga Tarif Pesawat Bakal Turun 10 Persen
- Pemerintah Wacanakan Diskon 50 Persen untuk Tiket Kereta Api Jelang Nataru
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- BookCabin Ambassador Bakal Hadir di Berbagai Bandara Indonesia