Pemerintah Diminta Tak Lagi Keluarkan Imbauan Tapi ...

Pemerintah Diminta Tak Lagi Keluarkan Imbauan Tapi ...
Warga menggunakan masker sebagai bagian pencegahan penyebaran virus corona di tanah air. Foto : Ricardo/JPNN.com

Hal itu dibuktikan dengan diterapkannya kerja, belajar dan beribadah dari rumah yang menjadi gaya hidup. Perlahan masyarakat, menunjukkan kesertaannya dalam mewaspadai COVID-19 itu.

Demikian juga adanya gerakan komunitas yang memprakarsai pengumpulan APD bagi tenaga kesehatan, sumbangan makanan buat pekerja harian yang rezekinya tak lancar, sampai upaya mandiri warga yang melakukan upaya penyemprotan disinfektan di lingkungan perumahan.

Bahkan ada sekelompok warga yang menutup jalan ke kompleks perumahan dari kehadiran orang asing, maupun menolak kepulangan tenaga kesehatan ke kompleks perumahan lantaran dianggap sebagai agen pembawa virus.

"Dalam hal ini, dalam tinjauan pemahaman COVID-19 sebagai ancaman kesehatan terdapat spektrum dari tingkat paham terhadap ancaman hingga merasa ancaman ada di hadapannya, termasuk ancaman yang datang dari tenaga kesehatan itu sendiri," papar Firman.

Namun jika dilihat dari praktik pelaksanaan hidup normal, kesadaran terhadap ancaman kesehatan itu berhadapan langsung dengan budaya yang telah tertanam lama dalam masyarakat yang terbiasa berhubungan tanpa adanya jarak fisik. Hal itu menyebabkan himbauan pembatasan jarak fisik menjadi naik turun.

"Keadaan itu, menjadi makin tak menguntungkan ketika tak semua positif COVID-19 menunjukkan gejala yang jelas. Padahal mereka bisa menjadi penyebar virus atau tertular dari orang lain yang positif, namun tidak menunjukkan gejala," katanya.

Masyarakat, kata dia, selalu bertindak menurut persepsi yang melekat di kepalanya yakni tak ada gejala sakit, berarti sehat. Maka timbul pertanyaan, mengapa harus mengurung diri dan kerja maupun belajar dari rumah dimaknai sebagai liburan.

Persepsi itu, ketika berhadapan dengan penularan yang makin masif di Jabodetabek, memunculkan pikiran di benak masyarakat untuk mudik ke kampung halaman menjauh dari Jabodetabek.

Untuk mencegah penyebaran corona yang lebih luas, pakar komunikasi Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan Sujono menyarankan pemerintah memberikan perintah bukan sekedar imbauan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News