Pemerintah Diminta Tidak Umumkan Kematian Pasien Corona
jpnn.com, BANDUNG - Pemerintah diminta tidak mengumumkan kasus kematian akibat wabah virus Corona penyebab COVID-19.
Hal itu disampaikan kelompok peneliti jaringan sosial kualitatif independen dan non-partisan yang beranggotakan akademisi antropologi, sosial politik, dan praktisi teknologi informasi yakni Poly Network (PN).
Direktur PN Johan Neesken berpendapat, persentase tingkat fatalitas atau Case Fatality Rate (CFR) maupun Death Rate sebaiknya tidak diumumkan oleh pemerintah.
Pasalnya, kata dia, CFR maupun Death Rate berpotensi menyesatkan dan dapat disalahtafsirkan untuk kepentingan-kepentingan yang tidak menguntungkan upaya percepatan penanganan wabah COVID-19.
"Lembaga resmi seperti WHO dan CDC US pun tidak melakukan hal itu," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/3).
Menurut dia, sebagian besar diskusi terkini tentang risiko kematian akibat COVID-19 fokus pada CFR.
Dalam kasus terburuk, banyak yang menyesatkan bahwa CFR memberikan jawaban untuk pertanyaan seberapa besar kemungkinan seseorang terinfeksi COVID-19 meninggal karenanya.
Meskipun CFR sebagai metrik yang relevan, namun kata Johan, CFR tidak memberi tahu tentang risiko kematian orang yang terinfeksi.
Poly Network mengusulkan agar pemerintah tidak mengumumkan kasus kematian akibat wabah virus Corona.
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN
- Presiden AS Joe Biden Positif Covid-19