Pemerintah Fokus Kembangkan Komponen Utama Kendaraan Listrik
Saat ini, di tanah air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai.
Adapun lima perusahaan tersebut sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Keempat perusahaan lainnya adalah produsen baterai.
“Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Taufiek.
Pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung program renewable energy pemerintah, salah satunya melalui solar energy.
“Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN," imbuhnya.
Menurut dia, masa depan kendaraan listrik tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah.
“Kita harus mengantisipasi perkembangan ini karena akan membawa dampak pada baterai yang lebih murah, sehingga energi yang dihasilkan lebih tinggi dan waktu pengisian sangat singkat,” kata Taufiek. (ddy/jpnn)
Kemenperin terus mendorong pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian
- Kemitraan BYD dan PLN Dorong Penguatan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2025 Digelar April, Berikut Info Tiketnya
- Ahli BRIN Mengingatkan Soal Pentingnya BMS Untuk Kendaraan Listrik