Pemerintah Genjot Daya Saing demi Limpahan Relokasi Industri dari Tiongkok

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah tengah berupaya meningkatkan iklim investasi serta daya saing nasional guna untuk memperluas lapangan kerja.
Menurut Airlangga, peningkatan daya saing itu sebagai upaya menarik banyak perusahaan multinasional yang mulai merelokasi industri mereka dari Tiongkok ke negara lain, terutama kawasan Asia Tenggara.
Airlangga menganggap hal itu sebagai peluang bagi Indonesia untuk menggantikan posisi Tiongkok sebagai tujuan investasi dan hub rantai pasok global baru.
“Untuk mengatasi tantangan eksternal dan internal, serta menangkap peluang relokasi industri dari Tiongkok ke Asia Tenggara, kami menyadari pentingnya meningkatkan iklim investasi dan daya saing Indonesia," kata Airlangga dalam acara HSBC Economic Forum secara virtual, Rabu (16/9).
Menyitat data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Airlangga mengatakan bahwa saat ini terdapat 143 perusahaan asing yang berencana merelokasi investasi mereka ke Indonesia.
Sebagian besar perusahaan tersebut dari Amerika Serikat (AS), Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, dan Tiongkok.
Jika perusahaan-perusahaan itu merelokasi pabrik mereka ke Indonesia, tenaga kerja yang akan terserap mencapai 300 ribu orang.
Oleh karena itu, kata Airlangga, pemerintah tengah mempersiapkan berbagai kebijakan. Pertama ialah menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja bersama DPR RI.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah berupaya meningkatkan iklim investasi dan daya saing nasional seiring rencana banyak perusahaan multinasional hengkang dari Tiongkok.
- Prabowo Minta Struktur Komisaris BUMN Dirampingkan, Diisi Profesional
- Airlangga Bantah Akan Mundur dari Jabatan Menteri
- Pelaku Usaha Ritel Optimistis Perekonomian Nasional Capai Target Pertumbuhan 8 Persen
- Perang Listrik
- Banyak Pebulu Tangkis Indonesia Tumbang di 16 Besar All England, Tiongkok Masih Mendominasi
- Luhut dan Airlangga Bentuk Tim Khusus untuk Sikat Penghambat Investasi