Pemerintah Genjot Ekspor Nasional untuk Redam Gejolak Perlambatan Ekonomi Global
jpnn.com, JAKARTA - Perekonomian global saat ini masih terus dihadapkan kepada berbagai gejolak seperti risiko dan ketidakpastian situasi geopolitik, perubahan iklim.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan negara maju pun mengalami sejumlah perlambatan ekonomi.
"Sejumlah negara maju yang saat ini mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi yakni Jepang dan Inggris," ucap Susiwojo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (17/2).
Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut memberikan sinyal bahwa Jepang dan Inggris akan masuk ke dalam resesi secara teknikal.
Namun, masih terlalu dini untuk menilai bahwa kedua negara tersebut akan memasuki kondisi resesi ekonomi.
National Bureau of Economic Research (NBER) menyatakan resesi secara luas dapat diartikan sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, dan biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, serta penjualan grosir-eceran.
"Mencermati kondisi tersebut, pemerintah terus memonitoring dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional, khususnya Jepang," kata Susiwojo.
Sebab, Indonesia memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang, seperti pada aspek investasi dan ekspor-impor.
Perekonomian global saat ini masih terus dihadapkan kepada berbagai gejolak seperti risiko dan ketidakpastian situasi geopolitik, perubahan iklim.
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Edukasi Mahasiswa di Jateng dan DIY tentang Kepabeanan, Begini Harapan Bea Cukai
- Genjot Ekonomi di Perbatasan RI-Timor Leste, Bea Cukai Gelar Expo di PLBN Motaain
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK