Pemerintah Genjot Investasi Sektor Kesehatan
jpnn.com - jpnn.com - Investasi diperlukan untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi di atas 5,1 persen.
Tahun ini, pemerintah mengklaim kondisi fiskal lebih prudent, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Selain infrastruktur, pemerintah berharap investasi diarahkan ke sektor-sektor lain. Apalagi, pemerintah telah membuka investasi asing seratus persen di bidang pariwisata, film, farmasi, marketplace, dan e-commerce.
’’Ini meningkatkan ease of doing business ke ranking ke-91 atau naik 15 peringkat dari tahun sebelumnya,’’ kata Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (8/2).
Selain pariwisata, pemerintah berupaya menggenjot investasi di sektor kesehatan. Sebab, kontribusi sektor kesehatan terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 2,8 persen.
Di Asia Tenggara, sektor kesehatan menyumbang rata-rata 4,6 persen dari PDB. Jika sektor kesehatan tumbuh, industri seperti farmasi, properti, dan asuransi ikut mengalami pertumbuhan.
Untuk memberikan karpet merah pada investasi, pemerintah telah membentuk Satgas Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi yang bertugas mengevaluasi pelaksanaan paket-paket kebijakan ekonomi.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02 persen pada 2016 cukup baik untuk kategori negara pengekspor komoditas.
Investasi diperlukan untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi di atas 5,1 persen.
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja