Pemerintah Genjot Pangan Lokal Pengganti Komoditas Impor
"Kita masih mengimpor jagung untuk pangan. Ini yang cukup besar. Tahun ini kita mencoba bagaimana jagung pakan ini bisa substitusi jagung untuk pangan," katanya.
Mulai tahun ini, jelas dia, pemerintah berupaya mendongkrak produksi jagung rendah aflatoksin untuk menggantikan jagung pangan impor.
"Ini akan kita lakukan sehingga impornya bisa dikurangi dengan adanya produksi dalam negeri," ujarnya.
Adapun strategi yang disiapkan Kementan untuk meningkatkan produksi jagung rendah aflatoksin, yakni menerapkan kewajiban serap jagung lokal.
Selain itu, menduplikasi produk jagung rendah aflatoksin di daerah sentra jagung, dan penggunaan benih jagung yang memiliki kandungan pati tinggi. Uji coba produksi akan dilakukan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Bedasarkan data yang dipaparkan Ismail, impor jagung di 2021 mencapai 987.005 ton atau senilai Rp1,2 triliun.
Di sisi lain, dia mengakui bahwa stok jagung dalam negeri masih relatif baik bahkan ada pengajuan dari beberapa pengusaha dan pengepul jagung untuk mengekspor jagung sebanyak 5.000 ton.
Namun, permintaan itu belum diberi lampu hijau oleh pemerintah karena khawatir stok di dalam negeri tidak cukup.
Sejumlah bahan makanan masih bergantung dari impor sehingga pemerintah mulai menggerakkan pengembangan pangan lokal.
- Wow, Indonesia Bisa Cuan Rp 84,2 Triliun Gegara Tak Impor
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
- Volume Peti Kemas di JICT 2024 Tembus 2,2 Juta TEUs
- Bea Cukai Tingkatkan Asistensi Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan di Daerah Ini
- Andi Amran Sebut Kalsel Berpotensi Produksi 5 Juta Ton Padi