Pemerintah Harus Aktif Sosialisasi Produk Tembakau Alternatif
Sebab, prevalensi merokok di Indonesia masih tinggi meskipun sejumlah strategi telah dijalankan oleh pemerintah.
Selain itu, partisipasi pemerintah secara langsung dalam penyebaran informasi akan makin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk tembakau alternatif sebagai produk yang teruji menerapkan konsep pengurangan risiko.
Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat, keinginan perokok dewasa yang sulit berhenti merokok untuk beralih ke produk yang lebih rendah risiko dapat terwujud.
“Pemerintah bisa memulainya dengan memperkuat kepercayaannya sendiri terlebih dahulu lewat pembuktian fakta ilmiah terhadap produk tembakau alternatif. Namun, perlu diingat bahwa pemanfaatan produk ini hanya untuk mengurangi risiko dan dikhususkan bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaanya,” jelasnya.
Senada dengan Dimas, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri menilai minat hingga upaya pemerintah untuk melakukan sosialisasi terkait keberadaan dan fakta terkait produk tembakau alternatif masih kurang.
Hal ini berpotensi menyulitkan para perokok dewasa sehingga mereka makin jauh dari produk tembakau alternatif yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi risiko akibat konsumsi rokok.
“Prevalensi merokok akan sulit ditekan,” dalam keterangannya hari ini.
Senada dengan Dinas, menurut Johan, pemerintah harus terbuka melakukan studi atas produk-produk tembakau alternatif.
Pemahaman masyarakat terhadap peralihan ke produk tembakau alternatif masih relatif minim karena akses informasi yang sangat terbatas.
- Pasar Meningkat, Pemain Baru Rokok Elektrik Bermunculan
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- 10 Tahun Berkecimpung di Industri, JVS Group Raih Rekor MURI
- Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek jadi Beban Baru Bagi Peritel
- Pengusaha Tembakau Tolak Aturan Kemasan Polos pada Rokok, Ini Alasannya