Pemerintah Harus Lakukan Ini untuk Atasi Penurunan Muka Tanah Jakarta

jpnn.com, JAKARTA - Kondisi Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta saat ini sudah memasuki zona kritis, hingga rusak akibat eksploitasi air tanah di atas ambang batas normal yang direkomendasikan.
Eksploitasi air tanah saat ini tercatat sudah mencapai 40 persen, dari batas aman 20 persen.
Jika tak dicarikan solusi, kerusakan ini akan menimbulkan berbagai dampak lingkungan, seperti kontaminasi air akuifer di bagian atas dan bawah hingga penurunan permukaan tanah atau land subsidence.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta Suci Fitria Tanjung ketika diwawancarai media, Jumat (10/5).
“Ketika dieksploitasi berlebih, maka penyajian tanah di Jakarta itu sudah kehilangan kemampuannya untuk menopang tanah,” kata Suci.
Dampak yang paling terlihat, dikatakan Suci, yakni kondisi geologi di Jakarta Utara, di mana tanahnya sudah berada 4 meter di bawah permukaan air laut.
Suci mengatakan, salah satu cara mengendalikan penurunan tanah ini yakni dengan mengendalikan pengambilan air tanah dalam.
Ia mengatakan, beberapa tahun lalu memang terbit aturan tentang zona bebas air tanah, utamanya di wilayah-wilayah protokol seperti daerah Kuningan.
Jika tak dicarikan solusi, kerusakan ini akan menimbulkan berbagai dampak lingkungan terhadap Jakarta
- Pemprov DKI Kembali Buka 5.459 Kuota Mudik Gratis
- AQUA dan DMI Kerahkan Truk Edukasi ke 50 Masjid di Jakarta-Jawa Barat
- Waspada Hujan Hari Ini, Cek Wilayah Terdampak pada Senin 18 Februari
- Telkom Kembangkan Kramat di Purbalingga jadi Desa Wisata Berbasis Konservasi
- Resmikan Kantor Baru, Jakarta Oses Energi Perkuat Komitmen Pengelolaan Dana PI
- Tebar Bansos, Aguan & Buddha Tzu Chi Perbaiki Ratusan Hunian Tak Layak di Jakarta