Pemerintah Harus Mengantisipasi Efek Domino Perekonomian Sebelum Menaikkan Harga BBM

Pemerintah Harus Mengantisipasi Efek Domino Perekonomian Sebelum Menaikkan Harga BBM
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyediaan bibit unggul jagung hibrida Kementerian Pertanian (Kementan). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Tantangan hyperinflation (Hiperinflasi) kelihatannya bisa kita tangani di tahun ini. Demikian pula di tahun depan," tegas Airlangga.

Rakyat Paling Menderita

Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengungkapkan pemerintah seharusnya mencari sumber pendanaan lain untuk mencegah kenaikan harga BBM bersubsidi (pertalite).

"Seharusnya pemerintah itu lebih kreatif mencari pendapatan dana,” ujarnya.

Dia mengungkapkan kekhawatiran jika wacana kenaikan BBM bersubsidi benar-benar terwujud.

Menurut Uchok, hal itu akan membuat rakyat berada dalam posisi yang sangat sulit.

“Kalau subsidi dikurangi itu memang pemerintah panik karena 2023 tidak punya uang. BI tidak boleh lagi membantu seusai dengan anjuran IMF,” ujar Uchok.

Kenaikan anggaran perlindungan sosial juga dinilai tidak cukup kuat untuk mengurangi beban rakyat. Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp479,1 triliun untuk membantu masyarakat miskin dan rentan. Anggaran tersebut meningkat 11% dari anggaran perlinsos tahun ini yang sebesar Rp 431,5 triliun.

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi akan memberi efek domino mulai dari inflasi sampai pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News