Pemerintah Harus Sigap Hadapi Ancaman Inflasi
Minggu, 06 Mei 2012 – 18:48 WIB

Pemerintah Harus Sigap Hadapi Ancaman Inflasi
JAKARTA – Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diminta serius dalam mengambil kebijakan untuk mengendalikan inflasi. Pasalnya, ekspektasi inflasi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi masih terasa dalam dua bulan terakhir ini. Kemal membandingkan pengendalian inflasi tahun 2011 yang secara umum berhasil karena kontribusi penting dari kedisiplinan BI, pemerintah dan TPID. Oleh karena itu, pengendalian inflasi tahun lalu perlu dicontoh dan dilanjutkan. Kemal beralasan, tekanan inflasi ke depan masih akan tinggi akibat adanya tekanan harga pangan, faktor musiman, serta biaya distribusi yang masih tinggi
Bahkan ekspektasi itu mendorong inflasi lebih tinggi dari biasanya. “Kita melihat tekanan inflasi beberapa bulan terakhir ini semakin tinggi dan mengkhawatirkan,” ujar Anggota Komisi XI DPR-RI, Kemal Azis Stamboel di Jakarta, Minggu (6/5).
Baca Juga:
Menurutnya, ekspektasi inflasi yang tinggi ini seharusnya sudah bisa diredam setelah pemerintah memberikan kepastian tentang kebijakan BBM subsidi. “Kenaikan harga BBM subsidi tidak terjadi dan kemungkinannya kecil, serta pembatasan BBM subsidi telah ditetapkan hanya untuk birokrasi pemerintah dan BUMN/BUMD maka sudah seharusnya tidak ada lagi spekulasi terkait hal ini, kenaikan harga-harga barang harus diredam,” urainya.
Baca Juga:
JAKARTA – Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diminta serius dalam mengambil kebijakan untuk mengendalikan
BERITA TERKAIT
- Siap Handover Bulan Ini, Sky House Hadirkan Berbagai Promo Menarik
- Mitra Binaan Pupuk Kaltim Lakukan Ekspor Perdana ke Filipina
- BPK Diminta Pertimbangkan Revisi UU BUMN terkait Pengawasan Uang Negara
- BRI Insurance Bayarkan Klaim Asuransi Alat Berat Senilai Rp 438 Juta
- JCI East Java Dorong Pengusaha Muda Aktif Mengembangkan Diri
- Ekonom Mewanti-Wanti, Pengelolaan Danantara Jangan jadi Bola Panas