Pemerintah Indonesia Diminta Terbuka dan Tegas dalam Tangani Virus Corona
Mengawali awal pekan ini, angka pasien virus corona di Indonesia sudah mencapai 1.285 orang, 114 di antaranya meninggal dunia, dan 64 orang dinyatakan sembuh.
Hampir satu bulan Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk menanganinya, tapi sudah tepatkah caranya?
ABC Indonesia mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Yanuar Nugroho, seorang akademisi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Deputi II Kantor Staf Presiden di masa Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Yanuar kini aktif sebagai Honorary Fellow University of Manchester, Advisor untuk Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) dan Anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).
Berikut wawancaranya dengan Hellena Souisa.
Bagaimana Anda melihat wabah Covid-19 ini di Indonesia secara umum dari sisi kebijakan Pemerintah Indonesia?
Ini kejadian luar biasa. Maka penanganannya juga harus luar biasa. Seperti saya tulis di Kompas (18/3/20), pemerintah gagap menghadapi ini.
Mengawali awal pekan ini, angka pasien virus corona di Indonesia sudah mencapai 1.285 orang, 114 di antaranya meninggal dunia, dan 64 orang dinyatakan sembuh.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia