Pemerintah Indonesia Diminta Terbuka dan Tegas dalam Tangani Virus Corona
Tapi balik lagi: kuncinya ada pada ketegasan kepemimpinan nasional, bahwa pemerintah musti hadir dan melayani semua, terutama saat krisis mendera.
Scientific temper [perangai ilmiah] adalah kunci membangun bangsa yang maju, kata Jawaharlal Nehru (1946), dan tiada kemajuan tanpa pengetahuan.
Perangai ilmiah kita sebagai bangsa saat ini sedang diuji lewat krisis COVID-19.
Ujian berikutnya pasti akan tiba lewat krisis-krisis lainnya yang tak terduga yang kita belum tahu waktunya.
Dengan pengetahuan, jika ia tiba, bukan panik yang melanda, namun kita punya kemampuan untuk bersama menghadapinya.
Kalau boleh memberi masukan untuk Pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini, apa pesan Anda?
Dua kata kunci terkait peran pemerintah di sini: keterbukaan dan ketegasan. Tidak bisa tidak, pemerintah mesti terbuka dan jujur.
Pemerintah Inggris, contohnya, dalam menghadapi COVID-19 terbuka menyampaikan, "Kami belum memiliki data yang lengkap … Namun seiring pengetahuan kami tentang virus tersebut, akibat, dan perilakunya … kami akan mengoreksi potensi penyebarannya, keparahannya, dan dampaknya. Lalu kami akan mengkaji lagi rencana tindakan ini dan menyesuaikannya bila perlu" [dari situs Pemerintah Inggris].
Mengawali awal pekan ini, angka pasien virus corona di Indonesia sudah mencapai 1.285 orang, 114 di antaranya meninggal dunia, dan 64 orang dinyatakan sembuh.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis