Pemerintah Indonesia Diminta Terbuka dan Tegas dalam Tangani Virus Corona

Pemerintah Indonesia Diminta Terbuka dan Tegas dalam Tangani Virus Corona
Tim medis RSUP Sanglah pernah lakukan simulasi penanganan pasien terjangkit virus corona di Ruang Isolasi Nusa Indah, tanggal 12 Februari 2020. (Kompas.com / Imam Rosidin)

Data yang saya ingat dari 13 ribu lulusan dokter per tahun, 70 persen maunya bekerja di Jawa - Bali. 50 persen dari 70 persen ini maunya di Jabodetabek. Itu gambarannya. 

Juga kualitas fasilitas kesehatan kita. Rentang kualitasnya jauh.

Pemerintah Indonesia Diminta Terbuka dan Tegas dalam Tangani Virus Corona Photo: Pekerja membuat alat perlindungan diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, yang dijual seharga Rp45.000 untuk jenis sekali pakai, 26 Maret 2020. (Supplied: ANTARA/Galih Pradipta)

 

Nah sekarang masyarakat kita perantau. Dan semua merantau ke daerah yang sekarang zona merah. Kebayang nggak jika tidak ada lockdown? Merahnya akan merata.

Jadi, dari kacamata ini saja, langkah lockdown pemda ini sangat wajar dan logis.

Kebayang enggak galaunya pemda Wonogiri hari ini membaca sekian ribu warga Wonogiri menyewa bus pulang kampung?

Mereka itu para penjual bakso dan jamu gendong di Jabotabek yang sekarang sepi pembeli.

Satu sisi, wajar. Daripada merana di Jakarta, mending merana di kampung.

Mengawali awal pekan ini, angka pasien virus corona di Indonesia sudah mencapai 1.285 orang, 114 di antaranya meninggal dunia, dan 64 orang dinyatakan sembuh.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News