Pemerintah Ingin Harga Gas Tangguh Dinego Ulang

Pemerintah Ingin Harga Gas Tangguh Dinego Ulang
Pemerintah Ingin Harga Gas Tangguh Dinego Ulang
JAKARTA — Perjanjian kontrak gas tangguh yang ditandatangani Indonesia dengan China tahun 2008 lalu, dinilai telah merugikan Indonesia. Saat perjanjian itu ditandatangani, harga gas sedang kondisi paling murah. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun pernah menilai kontrak LNG Tangguh sebagai kontrak termurah dalam sejarah Indonesia.

Bahkan kalangan pengamat ekonomi memperkirakan, negara bisa mengalami kerugian sebesar Rp500 triliun jika proyek ini tidak segera dinego ulang. sebab, harga ekspor LNG Tangguh ke China saat ini saja sudah mencapai USD3,34 per mmbtu.

Karena itulah banyak yang mendesak dilakukan renegosiasi ulang. Menteri Koordinator perekonomian Hatta Rajasa, juga sudah memahami kondisi yang ada. "Kontrak itu kan berakhir 2009. Saya nanti akan mencoba untuk mengusulkan ada satu pembicaraan lagi. Harus tetap ada persetujuan di antara kedua negara," kata Hatta di Jakarta, Jumat (15/4).

Hatta mengakui, saat kontrak ditandatangani tahun 2008, harga produksi LNG Tangguh sedang murah-murahnya. Menurutnya, alasan murahnya harga karena saat itu memang tidak ada yang mau membeli sementara kondisi dalam negeri juga belum begitu baik. Karena itu pula pemerintah akhirnya menerima kontrak tanpa ada ruang untuk memperbaiki kesepakatan harga jika harga tengah melonjak.

JAKARTA — Perjanjian kontrak gas tangguh yang ditandatangani Indonesia dengan China tahun 2008 lalu, dinilai telah merugikan Indonesia. Saat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News