Pemerintah Jangan Terjebak di Bisnis Transportasi Taksi
Jika pengusaha melihat potensi bisnis, mereka secara otomatis berusaha menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pasar. “Contoh Blue Bird sudah (bekerja sama dengan GO-JEK). Itu pasti karena ada permintaan masyarakat,” imbuhnya.
PT Blue Bird Tbk (BIRD) — pengelola taksi Blue Bird — baru saja mengumumkan kolaborasi dengan PT Go-jek Indonesia, pengelola Go-Car.
Blue Bird dan Go-Jek meluncurkan layanan Go-Bluebird yang memungkinkan masyarakat memesan taksi Blue Bird secara khusus dalam aplikasi Go-Jek.
Sebelumnya, pelanggan Go-Jek hanya bisa mendapatkan taksi Blue Bird dari menu Go-Car.
Riset PT Bahana Securities sebelumnya juga memperlihatkan kolaborasi antara Blue Bird dengan Go-Jek akan meningkatkan internal rate of return (IRR).
Ini adalah salah satu indikator untuk mengukur efisiensi dan tingkat keuntungan investasi internal.
Analis Bahana, Gregorius Gary dalam risetnya menghitung IRR per satu unit taksi Blue Bird pasca kolaborasi dengan GoJek akan meningkat menjadi 19,9% dari sebelumnya 12,4%.
“Program ridesharing Blue Bird-Go-Jek akan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan untuk Blue Bird dan meningkatkan tingkat penggunaan (utilisasi) armada,” tulis Gregorius.
Pemerintah disarankan tidak terlalu jauh ikut campur dalam pengaturan bisnis taksi.
- Dipukul Oknum Polisi, Sopir Taksi Online Mengadu ke Polda
- Konon Mobil Digelapkan Sang Suami, Kimberly Ryder Naik Taksi Online
- Wanita Disabilitas Korban Pelecehan Seksual Sopir Taksi Online
- Sadis, Sopir Taksi Online Ditikam dan Mobilnya Dirampas
- Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang Divonis Penjara Seumur Hidup
- Detik-Detik Pembunuhan Sopir Taksi Online di Sukabumi, Pelakunya Sadis