Pemerintah Kebelet Hapus Premium, Demokrat Khawatir Rakyat Jadi Susah
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan rencana penghapusan BBM jenis premium tahun ini.
Menurut dia, kebijakan itu terburu-buru dilontarkan.
"Berpotensi menambah beban ekonomi masyarakat kecil yang terdampak oleh Pandemi Covid-19," ungkap Syarief Hasan.
Syarief Hasan menilai rencana penghapusan premium tersebut kurang tepat dilakukan.
Pasalnya, daya beli masyarakat masih lemah akibat dampak dari Pandemi Covid-19.
"Penghapusan BBM jenis premium secara terburu-buru dapat semakin mempersulit masyarakat kecil yang selama ini banyak menggunakan BBM jenis premium," ungkap Syarief Hasan.
Meski mendukung BBM yang ramah lingkungan, Syarief menyebut tidak seharusnya kebijakan yang diambil pemerintah memberatkan masyarakat.
“Saya juga setuju bahwa kita perlu beralih dari BBM dengan oktan rendah ke oktan yang lebih tinggi. Namun, hal lain yang harus dipikirkan adalah solusi alternatif bagi masyarakat sebagai pengganti premium," ungkap Syarief Hasan.
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat Syarief Hasa menyebut pemerintah terburu-buru dalam penghapusan premium
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor