Pemerintah Kembali Bantah MH370 Lintasi Indonesia

jpnn.com - JAKARTA - Pernyataan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak tentang lokasi terakhir pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 menimbulkan spekulasi bahwa pesawat naas itu sempat melewati wilayah Indonesia.
Pasalnya, menurut Razak, data yang diperoleh pihaknya menyebutkan bahwa lokasi terakhir MH370 adalah di tengah Samudera Hindia sebelah barat kota Perth, Australia.
Namun spekulasi ini langsung dibantah Menko Polhukam Djoko Suyanto. Menurutnya, pernyataan Najib sama sekali tidak mengindikasikan MH370 sempat lewat Indonesia.
"Jadi Southern koridor itu bukan berarti melewati Indonesia. PM Najib tidak menyebut eksplisit melewati Indonesia, tapi di daerah lautan Hindia. Coba dibayangkan dunia itu bulat, tidak berupa lembara kertas yang datar. Kalau saudara bisa membayangkan bumi bulat, maka lintasan itu akan bisa kelihatan," kata Djoko di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (25/3).
Ia menjelaskan, lokasi tepat bangkai MH370 masih belum diketahui. Apa yang disampaikan PM Malaysia kemarin baru perkiraan lokasi terakhir pesawat buatan Boeing tersebut.
Karena itu, lanjutnya, usaha pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan termasuk dari Indonesia. Djoko memastikan, Indonesia akan terus terlibat dalam pencarian selama masih diminta oleh pihak Malaysia.
"Samudera Hindia begitu luas. Mulai barat Sumatera sampai sebelah barat Australia. Marilah kita berdoa bersama-sama, ada sinyal-sinyal, tanda-tanda di mana pesawat itu jatuhnya," ujarnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Pernyataan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak tentang lokasi terakhir pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 menimbulkan spekulasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ziarah Rohani Mencari Kedamaian Hati di Semana Santa Larantuka
- RUU ASN Masuk dalam Tahap Penyempurnaan Naskah Akademik
- BKBK Jadi Cara Herman Deru Dorong Percepatan Pembangunan Infrasturktur Lahat
- Begini Evakuasi Pendaki Wanita Asal Bekasi yang Kolaps di Gunung Sindoro
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar