Pemerintah Komitmen Lanjutkan Biodiesel Demi Ekonomi dan Lingkungan Indonesia
“Kementerian ESDM akan mulai mengintroduksi prinsip keberlanjutan,” jelas dia.
Selan itu, spesifikasi biofuel disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan energi harus menekan pengeluaran gas rumah kaca.
“Maka energi terbarukan tidak bisa ditolak. Kontribusi EBT (Energi Baru Terbarukan) di bauran energi primer pada semester pertama 2020 sebesar 10,90 persen. Dari jumlah tersebut sekitar 34 persen dihasilkan dari kontribusi biodiesel (B30),” kata Dadan.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan indeks ketahanan energi Indonesia mencapai 6,57 ini dikategorikan baik karena pasokan energi terbarukan cukup melimpah salah satunya dari biodiesel.
Program mandatori biodiesel mengurangi konsumsi solar sekitar sekitar 7,2 juta KL pada 2019 serta menghemat devisa sebesar USD 2 miliar atau Rp28 triliun.
“Tahun ini program B30 diproyeksikan menghemat devisa sebesar USD 8 miliar,” ungkap Djoko.
Menurut dia, tantangan ke depan menyangkut keekonomian pengembangan biodiesel saat ini karena harga CPO lebih tinggi ketimbang harga solar. Alhasil perlu dukungan insentif untuk menutup selisih harga.
Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia Tatang Hernas Soerawidjaja mengungkapkan masa depan bioesel masih cerah asalkan mutunya makin ideal.
Program mandatori biodiesel telah berjalan sesuai target sehingga dapat berkontribusi positif bagi perekonomian, sosial, dan lingkungan.
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Bantuan Listrik Gratis Sasar 27.921 Rumah Tangga di Jawa Barat
- Ditjen Gatrik Perkuat Sinergi Pengawasan Ketenagalistrikan Pusat dan Daerah
- Pemprov Jateng Terima Subroto Award 2024 untuk Kategori Pengelola Air Tanah Terbaik
- KPBB Dorong Produksi BBM Euro 4, Pertamina Dianggap Kunci Pengurangan Polusi