Pemerintah Kurangi Subsidi di Tengah Pandemi, Universitas-Universitas Menjerit
"Tambahan kuota mahasiwa diperlukan karena jumlah yang direncanakan hanya akan mencakup pertumbuhan populasi pada kelompok usia muda dalam jangka pendek, dan akan gagal menjelang akhir dekade ini," kata usulan itu.
Usulan tersebut muncul setelah Universities Australia, badan tertinggi yang mewakili universitas-universitas di negara itu, dan pemerintah menyuarakan keprihatinan soal perubahan tersebut.
Menteri Pendidikan Regional Australia Andrew Gee mengatakan dalam pernyataan yang dirilis sebelumnya pada Agustus bahwa keputusan menaikkan biaya bagi warga yang menempuh studi humaniora sebesar 113 persen merupakan keputusan buruk, serta memiliki rancangan yang cacat sehingga berpotensi merugikan.
Dia menyatakan perubahan itu akan merugikan area-area regional yang telah menderita akibat kurangnya akses dukungan kesehatan mental.
"Warga di pedesaan berhak memperoleh akses dukungan kesehatan mental yang sama seperti mereka yang tinggal di perkotaan. Ini merupakan masalah kesetaraan yang mendasar," imbuh Gee. (Xinhua/ant/dil/jpnn)
Universitas-universitas di Australia menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan biaya dan menambah kuota mahasiswa.
Redaktur & Reporter : Adil
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia