Pemerintah Lakukan Investigasi
Jumat, 26 Februari 2010 – 05:11 WIB

Foto: Bandung Ekspres.
Hingga Rabu, korban meninggal dunia akibat tanah longsor adalah 20 orang dari 43 nama yang dilaporkan hilang. Longsor menimpa perkebunan teh Dewata yang dikelola PT Cakra, Selasa (23/2) pukul 08.00 WIB. Akibatnya, 25 rumah, kantor perkebunan, koperasi, gedung olah raga, masjid, dan aula pertemuan terkubur oleh longsor itu.
Baca Juga:
Secara keseluruhan, Agung Laksono menilai perhatian pemda terhadap bencana alam masih sangat minim. Hingga kini, tak sedikit Pemda yang belum memiliki dan peta rawan bencana dari sebagian besar daerah di Indonesia. Agung mengatakan, satu-satunya peta bencana yang diterimanya hanya dari Provinsi Bengkulu.
Padahal, peta rawan bencana hingga tingkat kabupaten dan kota sangat penting sebagai pijakan awal upaya pencegahan dan mitigasi risiko bencana. "Dengan peta itu, setidaknya jatuhnya korban baik jiwa maupun materi lebih banyak bisa dihindari," katanya.
Karena itu, Agung menyatakan pentingnya seluruh pemerintah daerah hingga tingkat kabupaten dan kota membuat peta rawan bencana. Hal itu penting sebagai dasar upaya pencegahan dan mitigasi kerugian materi dan korban nyawa manusia. "Saya mendorong seluruh provinsi dan kabupaten/kota membuat peta daerah rawan longsor, banjir, dan gempa," katanya. (jpnn/oki)
JAKARTA - Pemerintah geram juga dengan tingginya intensitas bencana alam yang ditengarai terkait dengan kelalaian manusia atau perusahaan tertentu.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Fadli Zon Resmikan Nama Jalan Haji Usmar Ismail di Kawasan Jam Gadang
- Presiden KSPSI Ajak Buruh Merayakan May Day di Monas yang Dihadiri Prabowo
- PT Indo RX Menang di Arbitrase, Kuasa Hukum: Kami Tidak Akan Pernah Berhenti Menuntut Pemulihan
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI
- Purnawirawan TNI Usul Wapres Dicopot, Pengamat: Mungkin Mereka Dengar Suara Rakyat
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia