Pemerintah Menargetkan Tidak Ada Impor BBM Pada 2030
"Kami upayakan bauran ini bisa meningkat mencapai 38 ribu mega watt di mana backbone yang kami harapkan dari pembangkit listrik tenaga surya yang dalam perkembangannya dari hari ke hari makin ekonomis," ujar Arifin.
DEN menurut Arifin, juga merumuskan sejumlah program untuk hilirisasi produk-produk batubara.
DEN juga akan segera menyelesaikan infrastruktur terkait energi antara lain untuk gas dan listrik.
"Sangat penting karena kami ingin mencapai target 100 persen elektrifikasi sehingga dengan 100 persen elektrifikasi diharapkan seluruh masyarakat dan di seluruh daerah mendapat pasokan listrik," jelas Arifin.
Program lain yang dibahas adalah implementasi "Program BBM Satu Harga" agar dapat diimplementasikan dan dinikmati masyarakat sehingga dapat membangkitkan ekonomi kerakyatan.
"Arahan dari Bapak Presiden adalah agar kami dapat melihat momentum untuk mengambil kesempatan pandemi ini untuk bisa masuk ke arah 'green economy' di mana semua negara maju sudah menunju ke 'green economy' dan kita juga mengurangi risiko kerusakan-kerusakan lingkungan," ungkap Arifin.
Arifin menyebutkan Presiden Jokowi memerintahkan agar strategi yang disusun oleh DEN dapat bersifat visoner dan implementasinya harus konsisten.
"Perlu upaya kami untuk mempercepat pemakaian energi baru terbarukan agar kami bisa mendukung target-target pengurangan temperatur 2 derajat Celcius sesuai dengan perjanjian kami di dalam Paris Agreement," tambah Arifin.
Pemerintah menargetkan tidak akan mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) pada 2030.
- Jelang Nataru, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Cek Lembaga Penyalur BBM & LPG di Seluruh Wilayah
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- Disertasi Bahlil Lahadilia Tuai Polemik Perihal Pencatutan Nama JATAM
- Kapal Pertamina International Shipping Antarkan LPG ke Negara Baltik
- Prabowo Diminta Hati-Hati soal Pengalihan Subsidi BBM menjadi BLT
- Pemerintah Berencana Alihkan Subsidi BBM jadi BLT, tetapi