Pemerintah Minta Mobil Murah Tak Pakai BBM Subsidi
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta para pengguna mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) untuk tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurutnya, pemerintah sudah memberikan berbagai insentif untuk mobil murah, jadi seharusnya penggunanya tak menggunakan BBM subsidi.
"Jangan incar BBM bersubsidi lagi dong!" kata Hatta ketika ditemui di Gedung Kementerian Perekonomian di Jakarta, Rabu (2/4).
Menurut Hatta mobil murah yang dibanderol sekitar Rp 100 jutaan itu sebenarnya dirancang untuk oktan dengan ron tinggi, sehingga seharusnya lebih efisien dan memiliki tingkat polusi yang lebih rendah. Nah sementara BBM subsidi atau BBM jenis premium masih belum masuk kategori `blue energy`. "Jadi jika memakai premium (BBM subsidi) disamping tidak efisien juga tingkat polusinya tinggi," katanya.
Besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini lantas menjelaskan bahwa aturan mengenai mobil murah dan penggunaan BBM seharusnya sudah disiapkan sejak awal oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM.
"Kepada siapa sanksinya tanya ke Kementerian perindustrian. Pada waktu itu harusnya sudah dirancang, nah itulah yang harus dipikirkan," kata dia.
Ia mengatakan bahwa sejak awal pihaknya sudah meminta agar produksi mobil murah jangan sampai menyerbu BBM bersubsidi. "Intinya harus ada aturan tegas mengenai itu," katanya. (ant/tp/mas)
JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta para pengguna mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) untuk tidak menggunakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PT Anugerah Samudra Madanindo Pastikan Kelancaran Pembangunan PLTU Batang
- Matahariland Akan Hadirkan Cluster Terbaru di Bandung Selatan, Lokasinya Strategis
- Terjadi Kecelakaan Kerja Berulang, Wamenaker Tinjau Smelter IMIP
- Bank Mandiri Segera Bergerak Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di NTT
- Grab Megahedon Tebar Diskon Lebih Besar Hingga Mobil Listrik
- Artificial Intelligence Tingkatkan Produktivitas Manufaktur & Daya Saing Indonesia