Pemerintah Mulai Mendata PLTU, Transisi Energi Batu Bara ke Biomassa Dimulai?
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan perlu mendata teknologi yang dimiliki oleh setiap unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) agar program konversi batu bara ke biomassa atau co-firing berjalan baik.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan pihaknya sudah meminta dan mengimbau PT PLN (Persero) maupun produsen listrik swasta Independent Power Producer (IPP) yang masih mengoperasikan PLTU batu bara untuk mencampurkan dengan biomassa.
"Kesuksesan Jepang melakukan uji coba ada yang 100 persen konversi berhasil, ada yang 50 persen dikonversi juga berhasil, ada yang hanya 10 persen, itu sangat tergantung teknologi. Jadi, kami harus mendata dulu teknologi-teknologi yang dipunyai oleh masing-masing PLTU," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, jika co-firing mampu berjalan 5-10 persen di PLTU maka sudah terbilang bagus, karena hal itu tergantung ketersediaan bahan baku.
"Intinya kami sudah berniat untuk tidak sepenuhnya mengandalkan batu bara dan itu nanti pada saatnya akan menjadi bagian dari offset," kata Rida.
Pemerintah meluncurkan program co-firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap untuk menurunkan emisi karbon atau gas rumah kaca di sektor energi.
Bahan baku biomassa untuk program co-firing diambil dari limbah pertanian, industri pengolahan kayu, rumah tangga serta tanaman energi yang dibudidayakan, sehingga bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
PLN hingga Juni 2021 dan tercatat sudah telah melakukan implementasi co-firing pada 17 unit pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara.
Pemerintah menyatakan perlu mendata teknologi yang dimiliki oleh setiap unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) agar program konversi batu bara ke biomassa atau co-firing berjalan baik.
- Kolaborasi PLN UIP KLT dan BPN Telah Terbitkan 239 Sertifikat Aset
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT