Pemerintah Optimistis Target Inflasi Pangan di Bawah 5 Persen Tercapai
jpnn.com, JAKARTA - Pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB University) Dwi Andreas Santosa mengungkapkan upaya pemerintah untuk menekan angka inflasi pangan di bawah 5 persen masih masuk akal dan bisa dilakukan.
“Saya kira, ya,” kata Dwi, kemarin.
Menurut Dwi, kenaikan harga beras memang akan menjadi faktor utama kenaikan inflasi.
Namun seiring kenaikan harga beras, harga komoditas pangan lain justru cenderung menunjukkan tren penurunan.
“Sekarang ini yang akan sangat berperan dalam inflasi sudah tentu harga beras. Ini akan meningkat, tetapi harga-harga pangan yang lainnya sudah ada tren penurunan. Jadi, saya kira kenaikan harga beras akan diikuti tren penurunan beberapa harga yang lain," ujar Dwi.
Menurut Dwi Andreas, kenaikan harga BBM memang menjadi faktor penting yang mengerek inflasi.
Namun, di sektor pertanian, kenaikan harga BBM bersubsidi beberapa saat lalu tidak berdampak signifikan.
“Katakanlah untuk dunia pertanian, BBM ini digunakan untuk apa saja dan itu berapa kira-kira kontribusinya? Sehingga kalau dihitung sedetail itu, mungkin kontribusinya tidak begitu besar juga," pungkas Dwi.
Dwi Andreas Santosa mengungkapkan upaya pemerintah untuk menekan angka inflasi pangan di bawah 5 persen masih masuk akal dan bisa dilakukan.
- Indonesia dan Kanada Agendakan Percepatan Kesepakatan Perdagangan ICA-CEPA
- Menko Airlangga Terima Kunjungan Dubes Tiongkok, Bahas Program 'Two Countries Twin Parks'
- Pupuk Indonesia Tegaskan Dukung Swasembada Pangan di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Modena Mengadvokasi Sistem Pangan Berkelanjutan
- Memperkokoh Peran Bulog, Mengamankan Pangan Nasional
- Polda Riau-TNI Luncurkan Program Ketahanan Pangan, Masyarakat Dapat Manfaat