Pemerintah Pastikan Harga BBM Tidak Naik
Produksi Gas Tutupi Kenaikan Minyak
Sabtu, 19 Maret 2011 – 19:19 WIB
JAKARTA — Pemerintah mengkhawatirkan berbagai kondisi global yang mempengaruhi melonjaknya harga minyak dunia. Konflik di negara Timur Tengah seperti Mesir, Yaman, Yordania dan negara penghasil minyak lainnya menjadi salah satu pemicu utama kenaikan harga minyak. Bencana gempa dan tsunami yang dialami Jepang juga diyakini ikut mempengaruhi. Saat ini harga minyak dunia tercatat menyentuh level USD 113 per barel, sementara dalam asumsi makro APBN 2011 ditetapkan USD80 per barel.
Meskipun begitu, pemerintah memastikan belum ada rencana untuk menaikkan harga BBM. Walaupun pada periode November 2010 hingga Februari 2011, beberapa negara di Asia telah menaikkan harga BBM mereka sekitar 9-16 persen. Kenaikan premium tertinggi terjadi di Philipina sekitar 11 persen untuk jenis premium. Sementara Singapura telah menaikkan harga solar mereka sekitar 16 persen.
‘’Sementara kita, masih tetap mempertahankan tidak menaikkan harga BBM. Namun kita harus bisa menjaga antar demand (permintaan) dan suply (ketersediaan),’’ kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam diskusi bersama Forum Wartawan Keuangan Makro (Forkem) di Jakarta, Sabtu (19/3).
Agus menjelaskan, APBN saat ini masih aman. Karena besaran APBN sangat dipengaruhi Indonesian Crude Price (ICP) dan Lifting minyak. Kenaikan harga minyak yang terjadi berdampak pada kenaikan penerimaan Migas (PPh Migas, PNBP Migas, PNBP lainnya/DMO) dan kenaikan belanja negara (subsidi BBM, subsidi Listrik, DBH Migas dan dana pendidikan).
JAKARTA — Pemerintah mengkhawatirkan berbagai kondisi global yang mempengaruhi melonjaknya harga minyak dunia. Konflik di negara Timur
BERITA TERKAIT
- 91% Karyawan Puas, Elitery Diakui sebagai Tempat Kerja Terbaik di Indonesia
- YLKI Minta Jangan Ada Protes soal Diskon Listrik ya, Sudah Pas
- Pemerintah Bakal Produksi 2,25 Ton Garam di 2025
- Libur Nataru, 370 Ribu Tiket Whoosh Ludes Terpesan
- Kejagung Dinilai Perlu Terbuka di Kasus Korupsi Rp 300 Triliun
- ASDP Maksimalkan Layanan Penyeberangan Prima pada Libur Nataru