Pemerintah Perlu Bentuk Tim Khusus Atasi Lonjakan Harga Pangan dan Energi

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina mendesak pemerintah segera menyelesaikan persoalan gejolak harga pangan yang terjadi saat ini.
Pasalnya, situasi yang makin hari makin memburuk terhadap tata niaga pangan dan energi ini masih terus berlangsung.
Padahal Kementerian Perdagangan (Kemendag) selalu menjanjikan harga normal dan stok aman menjelang puasa dan lebaran.
“Belum selesai masalah kenaikan dan kelangkaan minyak goreng dan kedelai, sekarang harga daging sapi mulai naik. Belum lagi gas elpiji nonsubsidi yang juga naik," kata Nevi melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (9/3).
Karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar membentuk tim khusus yang dapat menangani persoalan pangan dan energi ini, sehingga pengendalian harga jelang puasa dan lebaran dapat dilakukan.
"Tim terdiri berbagai lembaga institusi kementerian di bawah Kemenko Perekonomian," sarannya.
Politisi PKS ini mengungkapkan selain dampak pandemi yang terus berlangsung, pecahnya perang Rusia-Ukraina telah membuat inflasi Indonesia
Hal ini terutama dipicu kenaikan harga komoditas energi dan sumber daya mineral di pasar global.
Bahkan negara-negara di dunia yang sebelumnya inflasi pangan hanya 1 persen, kini ada yang mencapai 7 persen akibat kenaikan harga pangan.
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina menyarankan agar pemerintah perlu membentuk tim khusus untuk mengatasi lonjakan harga pangan dan energi
- Wajar Harga Pangan Mahal, Zulhas Sebut akan Normal Seminggu Pascalebaran
- Jelang Lebaran, Harga Pangan, Mulai dari Cabai hingga Daging Meroket
- Komisi VI DPR Sidak Jasa Marga, Pastikan Kesiapan Arus Mudik Lebaran 2025
- Ayam Panggang Mbah Dinem di Klaten Rendah Kolesterol, Tanpa Minyak Goreng
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram
- Jelang Lebaran 2025, Harga Pangan Naik, Nyaris di Semua Komoditas