Pemerintah Perlu Lakukan 2 Langkah Penting Antisipasi BSOD

Pemerintah Perlu Lakukan 2 Langkah Penting Antisipasi BSOD
Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya menilai Indonesia perlu melakukan dua langkah penting antisipasi BSOD. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Saya kira pemerintah dalam hal ini juga harus memperhatikan disaster recovery dan business continuity dalam pengelolaan pusat data nasional," ujar Alfons dalam keterangannya, Jumat (23/8).

Dalam laporan analisis kecelakaan (BSOD) yang dirilis CrowdStrike 6 Agustus 2024, insiden disebabkan kesalahan yang serius karena pembaruan produk sensor.

CrowdStrike mengakui alasan crash sistemnya ketidakcocokan antara 21 input yang dikirim ke Content Validator melalui inter-process comminication (IPC) Template Type, dengan 20 input yang diberikan ke Content interpreter dan kesalahan tersebut lolos berbagai pengujian.

“Ini adalah masalah ketidaksesuaian yang sangat dasar dan fundamental,” kata Toby Murray, Profesor madya dari Fakultas Komputer dan Sistem Informasi Universitas Melbourne.

“Pengembang CrowdStrike mengakibatkan ketidak konsistenan mencolok antara format file data dan kode perangkat lunak. Itu berarti peninjauan dan pejaminan kualitas yang paling dasar tidak dilakukan dengan benar,” katanya. (gir/jpnn)


Pakar keamanan siber menilai Indonesia perlu melakukan dua langkah penting antisipasi BSOD.


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News