Pemerintah Pusat Keliru soal Data Jumlah Pasien Corona di Semarang, Ganjar: Jangan Membingungkan
jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Pemkot Semarang segera mengklarifikasi data COVID-19 dengan pemerintah pusat.
Pasalnya, jumlah kasus positif yang diumumkan Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 berbeda dengan data di Kota Semarang.
Sebelumnya, Kota Semarang beberapa kali disebut sebagai penyumbang kasus positif COVID-19 tertinggi nasional. Juru Bicara Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito pada Selasa (8/9) mengatakan, Kota Semarang menjadi daerah tertinggi COVID-19 dengan jumlah kasus positif 2.591.
Padahal dalam website resmi COVID-19 Kota Semarang menyebutkan, jumlah kasus positif pada hari yang sama hanya 507.
"Saya minta Pemkot Semarang melakukan komunikasi. Harus diklarifikasi biar tidak membuat gaduh," kata Ganjar ditemui di kantornya pada Rabu (9/9).
Ganjar juga sempat menanyakan perihal perbedaan data itu kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dari penjelasannya, diketahui bahwa memang terjadi perbedaan data yang sangat signifikan antara pusat dan daerah.
"Pak Hendi (Hendrar Prihadi) bilang, datanya belum diupdate oleh Pak Wiku (Jubir Satgas COVID-19 Pusat). Mungkin Pak Wiku juga penting untuk mengupdate data biar tidak membingungkan," ucapnya.
Ganjar juga mengatakan sudah menerima laporan secara detail dari Wali Kota Semarang terkait kasus COVID-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur pemerintah pusat yang tidak meng-update data terbaru jumlah pasien corona di Semarang.
- Prabowo Usul Pemilihan Kepala Daerah Kembali ke DPRD, Ganjar: Ojo Kesusu
- Ganjar Bilang Begini soal Kemenangan Pram-Doel di Jakarta
- Pram-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024, Ganjar Pranowo Bilang Begini
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Kagama Menggelar Munas XIV, Ini Agendanya
- Ganjar Kecam Pengerahan Kades Mendukung Paslon di Pilgub Jateng