Pemerintah RI Diduga Gunakan Server di Sydney Untuk Program Mata-Mata
Pada hari Senin (25/1), Kedutaan Besar Indonesia di Canberra juga dihubungi, tapi tak ada respon. Hingga saat ini (26/1), belum ada tanggapan dari Badan Keamanan Cyber di Indonesia (Lembaga Sandi Negara).
Data intelijen Indonesia bocor
Selain laporan FinFisher, laporan intelijen Indonesia dari tahun lalu yang berisi daftar sejumlah aktivis kemerdekaan Papua Barat terungkap. Laporan ini mencakup mahasiswa dan pemimpin Kristen, yang masuk dalam daftar aktif pengawasan.
Dokumen ini mengidentifikasi kelemahan mereka, termasuk "perempuan dan alkohol" dan "selalu mengeluh tentang kurangnya dana".
Dokumen ini juga mendaftar tujuannya yakni untuk "menekan dan memecah gerakan pro-kemerdekaan itu".
Adam Molnar, dosen teknologi mata-mata dan hukum di Universitas Deakin, mengatakan, ada sangat sedikit transparansi dan pengawasan hukum terhadap alat bantu mata-mata yang kuat seperti FinFisher.
"Saya pikir itu memotong jantung masalah. Ada begitu sedikit transparansi dalam ruang ini, ada banyak rahasia dan saya pikir kita perlu memperbaiki itu sedemikian rupa sehingga warga bisa menyadari jenis layanan yang digunakan pemerintah mereka," jelasnya.
‘Spyware’ atau software (perangkat lunak) mata-mata populer ‘The FinFisher’ -yang digunakan untuk menginfeksi ponsel dan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata