Pemerintah RI Diharapkan Bisa Memaksimalkan Produk Tembakau Alternatif

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia (ARVINDO), Fachmi Kurnia Firmansyah berharap Pemerintah Indonesia bisa memaksimalkan potensi produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok.
Tercatat, Inggris dan Swedia telah berhasil menurunkan jumlah perokoknya berkat dukungannya terhadap penggunaan produk tembakau alternatif.
Menurut laporan Office for National Statistic (ONS), proporsi perokok di Inggris pada 2022 adalah 12,9 persen atau setara 6,4 juta orang.
Angka tersebut turun jika dibandingkan tahun 2021 yang sekitar 13,3 persen atau setara 6,6 juta orang.
Adapun Swedia menjadi negara bebas asap rokok pertama di Eropa dengan prevalensi merokok 5,16 persen, yang dari sebelumnya 11 persen pada 2015.
“Kami berharap agar pemerintah Indonesia mau merujuk ke negara-negara yang telah berhasil mengoptimalkan produk tembakau alternatif sebagai salah satu langkah menekan prevalensi merokok dan penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok,” ucapnya.
Salah satunya yakni dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan, sebagai opsi yang lebih efektif bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Pemanfaatan produk tembakau alternatif meningkatkan keberhasilan berhenti merokok sebesar 21 persen.
Memanfaatkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan, sebagai opsi yang lebih efektif bagi perokok.
- ARVINDO Minta Perlindungan Pemerintah untuk Segmen Open System
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Bea Cukai Malang Ajak Satlinmas dan Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Kegiatan Ini
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Bahaya Rokok Ilegal Lewat Program Beringharjo
- GAPPRI Sarankan Lebih Baik Kampanye Edukasi Dibanding Pembatasan Penjualan Rokok