Pemerintah Sudah Petakan Kepergian WN Malaysia Positif Corona di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona Achmad Yurianto mengatakan pihaknya sudah mendengar adanya satu WN Malaysia yang positif virus Corona. WN Malaysia itu sebelum dinyatakan positif virus Corona berada seminggu di Indonesia.
"Ya, pasti kami berkoordinasi dan bekerja sama dengan itu. Dan kami sudah mendapatkan datanya di Indonesia, dia di mana dan kemudian siapa kontaknya," kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Minggu (8/3).
Menurut Yuri, pihaknya juga sudah melakukan penulusuran terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan WN Malaysia positif Corona itu. Namun, Yuri merahasiakan nama daerah dan kontak-kontak manusia selama WN Malaysia itu ada di Tanah Air.
"Yang kami laporkan hanya hanya sakit saja. Jadi tidak selalu semua kontak tracing adalah positif atau semuanya menjadi suspect," kata Yuri.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengungkapkan bahwa salah satu pasien virus corona di negara itu sempat mengunjungi Indonesia. Pasien nomor 78 tersebut berada di Indonesia selama tujuh hari sejak 13 Februari lalu.
"Dan mulai bergejala pada 19 Februari 2020," ujar Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Putrajaya, Sabtu (8/3).
Untuk diketahui, masa inkubasi virus corona adalah 2-14 hari. Artinya, gejala muncul paling lambat 14 hari setelah pasien terjangkit virus. (tan/jpnn)
Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengungkapkan bahwa salah satu pasien virus corona di negara itu sempat mengunjungi Indonesia.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Penyeragaman Kemasan Rokok Tanpa Identitas Merek Berisiko Rugikan Konsumen & Produsen
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Dengue Meningkat, Kemenkes dan Takeda Gencarkan Upaya Pencegahan
- Mengenal Penyakit HFMD yang Sering Menyerang Anak, Ini Gejala yang Diwaspadai
- Komite III DPD Akan Panggil Menkes Terkait Dugaan Maladministrasi PMK 12/2024
- Peran Pemda & Masyarakat Penting untuk Mencapai Nol Kematian Akibat Dengue 2030