Pemerintah Terjunkan Penembak Jitu, 22 Tewas
jpnn.com - KIEV – Darah kembali tertumpah di ibu kota Ukraina, Kiev. Setelah bentrokan berdarah Selasa lalu (18/2), oposisi dan aparat kembali terlibat aksi saling serang di tengah gencatan senjata. Kemarin (20/2) media melaporkan bahwa bentrokan paling anyar dua kubu yang saling berseteru itu merenggut sedikitnya 22 nyawa.
Beberapa jam sebelum bentrokan yang melibatkan penembak jitu itu pecah, Presiden Viktor Yanukovych dan tokoh-tokoh oposisi baru saja mendeklarasikan gencatan senjata.
Namun, kesepakatan damai itu tidak berlangsung lama. Oposisi dan aparat yang bersitegang sejak Selasa kembali saling serang. ”Sebanyak 22 orang tewas dalam bentrokan. Seorang di antaranya adalah polisi,” tutur Serhiy Burlakov.
Burlakov yang menjabat sebagai juru bicara kementerian dalam negeri itu menambahkan bahwa mayat 21 korban tergeletak di salah satu sudut Lapangan Merdeka (Independence Square) alias Maidan. Selain menewaskan 22 orang, bentrokan terbaru yang menodai gencatan senjata tersebut juga mengakibatkan sedikitnya 28 orang terluka.
Juru kamera Associated Press dan seorang demonstran mengatakan bahwa pemerintah menerjunkan regu penembak jitu di Maidan kemarin. Dua saksi mata itu mengaku melihat para penembak jitu tersebut mengarahkan senjata mereka ke arah kerumunan massa oposisi. Seperti yang lalu, para penembak jitu itu tersebar di beberapa titik, terutama gedung-gedung tinggi, sekitar Maidan.
Sejak konflik oposisi dengan pemerintah meruncing sepekan terakhir, tidak kurang dari 50 nyawa telah melayang. Bentrokan dua kubu juga membuat sedikitnya 100 orang terluka. Itu belum termasuk kerugian materi yang tidak sedikit.
Gedung-gedung pemerintah dan properti lain milik warga rusak. Sebab, setiap pecah bentrokan, oposisi merusak apa pun yang ada di sekitar lokasi kekerasan.
Bersamaan dengan itu, tiga menteri luar negeri dari Jerman, Polandia, dan Prancis menemui Yanukovych. Sebelumnya, mereka bertemu dengan wakil oposisi. Menurut tiga Menlu itu, dua kubu yang berseteru sama-sama ngotot bertahan pada pendiriannya. Oposisi menuntut presiden 63 tahun itu segera mundur. Sebaliknya, Yanukovych bersumpah untuk mempertahankan jabatannya sampai akhir.
Saat senjata berbicara di Kiev kemarin, 28 Menlu negara-negara anggota Uni Eropa (UE) berkumpul di Kota Brussels, Belgia. Mereka sengaja mengadakan rapat darurat dengan topik tunggal krisis Ukraina.
UE berencana merumuskan sanksi untuk negara berpenduduk sekitar 41 juta jiwa tersebut. UE juga mengimbau pemerintah Ukraina untuk memproses para pelanggar aturan secara hukum.
Kemarin Amerika Serikat (AS) mengecam pecahnya bentrokan baru di Ukraina. Departemen Luar Negeri AS juga langsung memberlakukan larangan visa bagi sekitar 20 pejabat senior Ukraina.
KIEV – Darah kembali tertumpah di ibu kota Ukraina, Kiev. Setelah bentrokan berdarah Selasa lalu (18/2), oposisi dan aparat kembali terlibat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan