Pemerintah Thailand Membayar Warganya Untuk Berlibur di Dalam Negeri
"Saya senang sekali dengan apa yang diberikan oleh pemerintah."
"Mereka tidak memberikan biaya liburan penuh, namun paling tidak memberikan diskon."
Sejak bulan Maret lalu, kehidupan wisata di seluruh Thailand praktis mati, karena sebelumnya negeri itu didatangi sekitar 40 juta turis asing.
Namun dengan pembatasan perjalanan internasional yang diterapkan banyak negara, larangan penerbangan, dan mereka yang datang harus menjalani karantina selama dua pekan, Thailand diperkirakan hanya akan menerima 8 juta turis di tahun 2020.
Minimnya turis ini sangat dirasakan oleh pemilik restoran seperti Pornthip Aeng-chaun, yang sudah memiliki dan menjalankan restorannya di Krabi selama 22 tahun.
Photo: Pornthip Aeng-chaun mengatakan dia harus menutup restoran miliknya di Krabi karena pandemi. (ABC News: Steve Sandford)
"Restoran kami 100 persen terkena dampak virus corona, kami harus menutup restoran," katanya.
"Ketika kami buka lagi bulan Mei, kami tidak dapat untung, tetapi kami mendiskusikan dengan staf untuk mengurangi bayaran mereka.
Seperti banyak negara lain di dunia yang terkena dampak pandemi COVID-19, Thailand juga sedang berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan membayar sebagian warga untuk berlibur di dalam negeri
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Skuad Thailand di Piala AFF 2024, 4 Nama Kondang Absen
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu