Pemerintah Thailand Membayar Warganya Untuk Berlibur di Dalam Negeri

Pemilik hotel di Chiang Mai, Woody Eupapantawong mengatakan bisnisnya juga sangat terkena dampak karena lockdown.
"Hal yang pertama terjadi adalah kamar yang sudah dipesan segera dibatalkan oleh mereka yang memesan," katanya.
"Ini membuat penghasilan kami berkurang, namun kami masih harus membayar staf.

"Kami hanya mendapat sekitar 20 persen tamu karena tamu utama kami adalah orang asing."
Di bulan Januari, Thailand merupakan negara pertama di luar China yang menemukan adanya kasus positif COVID-19.
Sejauh ini ada 3.473 kasus di Thailand dengan 58 kematian, namun dibandingkan banyak negara lain Thailand banyak dipuji karena dengan cepat melandaikan kurva.
Dalam dua pekan terakhir, seorang narapidana dan bintang sepakbola profesional yang baru kembali dari luar negeri dinyatakan positif, namun selama 100 hari sebelumnya tidak ada kasus penularan lokal.
Seperti banyak negara lain di dunia yang terkena dampak pandemi COVID-19, Thailand juga sedang berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan membayar sebagian warga untuk berlibur di dalam negeri
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia