Pemerintah Thailand Membayar Warganya Untuk Berlibur di Dalam Negeri
Pemilik hotel di Chiang Mai, Woody Eupapantawong mengatakan bisnisnya juga sangat terkena dampak karena lockdown.
"Hal yang pertama terjadi adalah kamar yang sudah dipesan segera dibatalkan oleh mereka yang memesan," katanya.
"Ini membuat penghasilan kami berkurang, namun kami masih harus membayar staf.
Photo: Pornthip Aeng-chaun yang sudah menjalankan bisnis restorannya di Krabi selama 22 tahun mengatakan belakangan ada peningkatan tamu yang datang. (ABC News: Steve Sandford)
"Kami hanya mendapat sekitar 20 persen tamu karena tamu utama kami adalah orang asing."
Di bulan Januari, Thailand merupakan negara pertama di luar China yang menemukan adanya kasus positif COVID-19.
Sejauh ini ada 3.473 kasus di Thailand dengan 58 kematian, namun dibandingkan banyak negara lain Thailand banyak dipuji karena dengan cepat melandaikan kurva.
Dalam dua pekan terakhir, seorang narapidana dan bintang sepakbola profesional yang baru kembali dari luar negeri dinyatakan positif, namun selama 100 hari sebelumnya tidak ada kasus penularan lokal.
Seperti banyak negara lain di dunia yang terkena dampak pandemi COVID-19, Thailand juga sedang berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan membayar sebagian warga untuk berlibur di dalam negeri
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Skuad Thailand di Piala AFF 2024, 4 Nama Kondang Absen
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu