Pemerintah Tiongkok Bantah Ada Kerja Paksa di Penjara Shanghai
Rabu, 25 Desember 2019 – 19:44 WIB

Penulis catatan itu meinta siapa saja yang menemukan kartu Natal itu untuk menghubungi organisasi hak asasi manusia. (Reuters)
"Kami bekerja 15 jam per hari dan makanan yang kami makan bahkan tidak layak diberikan kepada anjing atau babi."
Patrick Corrigan, direktur program Amnesti Internasional Irlandia Utara, mendesak sejumlah perusahaan Inggris untuk memantau rantai pasokan mereka dan "mengakhiri kontrak begitu mereka menemukan adanya tindakan pelecehan".
"Ini adalah kisah yang mengerikan. Sangat sulit untuk mengetahui apakah pesan itu asli, tetapi kekhawatiran terbesar adalah insiden ini hanyalah puncak gunung es," katanya dalam laporan Amnesty.
Amnesty sebelumnya telah mendokumentasikan penggunaan mekanisme kerja paksa dalam sistem penjara Tiongkok, termasuk di penjara yang digunakan untuk menahan para tahanan politik.
ABC/Reuters
Pemerintah China membantah tuduhan terjadi praktek kerja paksa di sebuah penjara di Shanghai China
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Realitas Utang
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya