Pemerintah Tolong Didengar, Konversi Kompor Listrik Sangat Memberatkan Rakyat
Menurut dia, pemerintah itu terus membuat kebijakan tetapi belum tentu semua masyarakatnya mampu.
Hal serupa juga diungkapkan Lina (35) ibu rumah tangga ini juga merasa keberatan dengan rencana kebijakan tersebut.
Menurutnya, jika masyarakat diminta menggunakan kompor listrik, akan membuat konsumsi listrik atau tagihan makin membengkak.
"Biayanya akan mahal, sumber tenaga listrik juga kurang memadai, di sini sering mati lampu, watt-nya juga 450 VA," kata Lina.
Menurut Lina, seharusnya kebijakan itu menyasar ke kelas menengah ke atas. Sebab, mereka pasti mampu untuk membayar listrik lebih banyak.
"Bagi kalangan bawah ya keberatan. Apalagi, sekarang banyak orang kena PHK," ungkapnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM bakal memberikan paket kompor listrik secara gratis kepada 300 ribu rumah tangga yang menjadi sasaran tahun ini.
Nantinya, rumah tangga penerima paket kompor listrik ini ialah yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Pemerintah telah berencana mengkonversi penggunaan kompor LPG 3 kilogram ke kompor listrik.
- Kuota Subsidi Ambrol, tetapi Pembelian LPG 3 Kg Tak Kan Dibatasi
- Airlangga Sebut Indonesia Berpotensi jadi Pusat 'Critical Minerals & Renewable Energy'
- Usut Kasus Korupsi Izin Tambang, KPK Panggil Pejabat Kementerian ESDM
- Pertamina Respons Viral Pertamax Tak Sesuai Standar
- Prabowo Diminta Hati-Hati soal Pengalihan Subsidi BBM menjadi BLT
- Pemerintah Berencana Alihkan Subsidi BBM jadi BLT, tetapi