Pemerintah Tunda Negosiasi Perdana Inalum
Kamis, 04 November 2010 – 16:46 WIB

Pemerintah Tunda Negosiasi Perdana Inalum
Menurut Hatta, penilaian yang kredibel dalam persaingan mendapatkan saham mayoritas PT Inalum ini sangat penting. Alasannya, karena hal itu berkaitan dengan sikap pemerintah selanjutnya untuk melakukan negosiasi.
"Sehingga atas dasar itu kita punya pegangan untuk melakukan negosiasi. Opsinya pertama kita lakukan renegosiasi. Tidak mungkin kalau diperpanjang begitu saja. Bukan berarti usulan Jepang tidak dibahas, namun bukan menjadi suatu prioritas," tegas Hatta.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan, kepentingan nasional dalam masalah Inalum menjadi prioritas. Meski demikian, penilaian terhadap proposal pengajuan penambahan masa kontrak yang disampaikan Jepang tetap harus dinilai secara independen. "Kami berpihak pada Indonesia tanpa harus gembar gembor. Karena sekarang harus banyak hal dilihat untuk bisa menyelesaikan soal Inalum ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, Inalum adalah perusahaan peleburan (smelter) aluminium yang memanfaatkan energi pembangkit tenaga listrik air (PLTA) Asahan. Indonesia memiliki saham sebesar 41,1 persen dan Nippon Asahan Aluminium (NAA), Jepang sebagai pihak mayoritas memiliki 58,9 persen saham.
JAKARTA — Pemerintah memutuskan untuk menunda negosiasi awal antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) RI dan pihak Jepang, guna membahas
BERITA TERKAIT
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang