Pemerintah Yaman di Ujung Tanduk, di Mana Koalisi Saudi?
jpnn.com, ADEN - Gencatan senjata yang tercapai Minggu malam (28/1) hanya bertahan sampai Senin siang (29/1). Pertempuran kembali pecah di Kota Aden, Yaman, antara pasukan pemerintah dengan kubu separatis anyar Southern Transition Council (STC).
Kemarin, Selasa (30/1) pasukan STC yang dikenal sebagai Southern Transition Forces (STF) mengepung istana presiden.
Associated Press melaporkan bahwa STF menjaga ketat Istana Al-Maasheeq setelah mendengar kabar bahwa Perdana Menteri (PM) Ahmed bin Dagher hendak kabur ke luar negeri. Padahal, Dagher-lah yang menjadi fokus aksi militer STF.
Tujuan STC alias Koalisi Yaman Selatan mengerahkan STF ke Aden pada Minggu (28/1) adalah menggulingkan politikus 65 tahun tersebut dari kursi kepala pemerintahan.
”Bendera STC berkibar di gerbang markas Presidential Protection (PP),” kata seorang saksi kepada Reuters.
Setelah markas PP di kawasan Dar Saad itu berhasil direbut, STF bergerak ke istana kepresidenan. Mereka yakin Dagher berada di sana.
Sebab, istana kepresidenan yang seharusnya menjadi tempat tinggal Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi tersebut dihuni Dagher. Kini, Hadi berada di Arab Saudi.
Sejak Minggu malam, STF menduduki gedung-gedung milik pemerintah. Dua pos jaga PP di Distrik Crater dan Tawahi menjadi akses STF menguasai kompleks pemerintahan di pusat kota. Dari dua pos itulah STF melancarkan serangan ke markas PP di kawasan utara Aden.
Kelompok yang menamakan diri mereka Koalisi Saudi itu bungkam sejak pecah konflik pertama di Aden pada Minggu lalu.
- Ribuan Anak Tewas dalam Perang Yaman, Ada Andil Arab Saudi
- 7 Tahun Bombardir Yaman, Saudi Kini Mengaku Ingin Ciptakan Perdamaian
- Luncurkan 2 Drone Bermuatan Peledak, Houthi Serang Pangkalan Udara Raja Khalid di Arab Saudi
- Bombardir Permukiman Sipil, Militer Arab Saudi Kembali Bunuh Bocah Yaman
- Mulai Jarang Membunuh Anak-Anak, Koalisi Arab Saudi Dihapus dari Daftar Hitam PBB
- Koalisi Saudi Kembali Menebar Maut di Yaman, Anak-Anak dan Perempuan Jadi Korban