Pemerintahan SBY Diprediksi Jatuh pada 2012

Pemerintahan SBY Diprediksi Jatuh pada 2012
Pemerintahan SBY Diprediksi Jatuh pada 2012
Kini lanjutnya, Amerika dan Eropa dilanda krisis. Padahal, kedua kawasan ini menjadi pasar utama ekspor Indonesia. Sementara itu, beratnya beban hidup serta korupsi yang sistemik dan massif menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Sayangnya pemerintah sekarang tidak kunjung belajar dari kesalahan masa lalu. Hal ini ditandai dengan masih belum berubahnya sistem ekonomi neolib yang dianut pemerintah ke sistem ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan konstitusi.

“Krisis ekonomi bisa menjatuhkan pemimpin. Itu sudah terjadi di Yunani, Italia, Irlandia, dan banyak negara lain. Pada saat yang sama, pemerintah selalu membanggakan besarnya cadangan devisa yang US$110 miliar. Tidak pernah dijelaskan, dari jumlah itu berapa yang benar-benar dimilik negara. Padahal, negara hanya punya 25 persen. Sisanya adalah uang panas milik swasta yang sewaktu-waktu bisa ditarik kapan saja mereka mau. Kalau sudah begitu Indonesia bisa kolaps. Ditambah dengan kepercayaan rakyat yang turun, pemerintah memang bisa jatuh,” jelas Rizal.

Sedangkan Lily Wahid menilai Presiden SBY tidak punya empati terhadap penderitaan rakyat. Di tengah tekanan harga berbagai barang kebutuhan dan jasa yang terus meningkat, SBY justru sibuk membuat lagu. Seharusnya dia mengambil peran sebagai Presiden dan kepala negara untuk menyelematkan rakyatnya dari keterpurukan.

“Saya kira ini tanda-tanda semakin dekatnya kejatuhan SBY. Indonesia seperti apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu di kemudian hari? Tidak mungkin kita serahkan masa depan Indonesia kepada pemerintah sekarang yang benar-benar neolib. Untuk itu, mari kita bergandeng tangan untuk melakukan perubahan, tentu saja dengan tetap berdoa kepada Allah SWT,” pungkas Lily. (fas/jpnn)

JAKARTA--Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti memprediksi Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan 'goyang' pada tahun 2012 seiring dengan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News