Pemerintah Tetapkan Defisit APBN 2022 Mencapai 4,51 hingga 4,85 Terhadap PDB

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 akan mencapai angka 4,51 - 4,85 persen terhadap PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan angka defisit akan berada di kisaran Rp 808,2 hingga Rp 879,9 triliun.
“Dengan defisit yang masih 4,5 persen sampai 4,8 persen maka pembiayaan tahun 2022 akan terus dijaga secara prudent,” kata dia dalam Rakorbangpus 2021 di Jakarta, Kamis (29/4).
Adapun postur makro fiskal, kata Sri Mulyani meliputi target pendapatan negara Rp 1.823,5 triliun hingga Rp 1.895,4 triliun atau 10,18-10,44 persen terhadap PDB.
Dia memerinci pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan Rp 1.499,3 triliun hingga Rp 1.528,7 triliun atau 8,37-8,42 persen.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 322,4 triliun hingga Rp 363,1 triliun atau 1,8-2 persen dan hibah Rp 1,8 triliun hingga Rp 3,6 triliun atau 0,01-0,02 persen.
"Belanja negara ditetapkan mencapai Rp 2.631,8 triliun hingga Rp 2.775,3 triliun atau 14,69 persen sampai 15,29 persen terhadap PDB," jelas Sri Mulyani.
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, belanja negara terdiri dari belanja pusat Rp 1.856 triliun hingga Rp1.929,9 triliun atau 10,36-10,63 persen dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp 775,8 triliun hingga Rp845,3 triliun atau 4,33-4,66 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan angka defisit APBN akan berada di kisaran Rp 808,2 hingga Rp 879,9 triliun.
- Bicara di Bursa, Misbakhun Tegaskan MBG Program Mulia
- IHSG Memang Anjlok Selasa Kemarin, Tetapi Penyerapan SBN Sesuai APBN
- Pengamat Ungkap Penyebab IHSG Jeblok Hampir 7 Persen, Ada Faktor Defisit APBN
- Ekonom Sebut saatnya Reformasi Fiskal untuk Menjaga APBN
- Sri Mulyani Laporkan Defisit APBN Februari, Jangan Kaget ya!
- Wamendagri Bima Tegaskan Pentingnya Sinkronisasi Program Kerja Pusat dan Daerah