Pemesan Kamar Bernama Sammy Refra
Rabu, 03 Oktober 2012 – 06:25 WIB
Lebih lanjut Irma menjelaskan kalau tamu hotel sebenarnya tidak bisa naik ke lantai 27 tempat Ayung tebunuh. Itu karena sistem hotelnya menggunakan kartu sebagai akses lift, dan hanya pemilik kamar yang bisa mengendalikan kamar. Bagaimana belasan orang bisa naik" Dia menggelengkan kepala.
Sebab, dia terakhir bertugas pada hari terbunuhnya Ayung hanya sampai pukul 21.00. Saat gerombolan pemuda menuju kamar 2701 dipastikan kalau Irma sudah ada di rumah. "Yang saya ingat, pemesan kamar itu namanya Sammy Refra. Kami masih menyimpan scan KTP-nya," ingat Irma.
Dia masih ingat betul saat Sammy cek in di hotel kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat itu. Dia mengenakan topi, kulit agak gelap, datang jam 19.30. Sammy tidak banyak bicara, dia hanya meminta kamar dengan nuansa Tiongkok seharga Rp 1,7 juta. Dia juga tak tahu saat Ayung naik ke hotel.
Dia baru tahu keesokan harinya dari duty manager Swiss Belhotel. Informasi yang dia terima, setelah aksi pembunuhan itu, gerombolan langsung pergi tanpa cek out. Dia memastikan hal itu karena uang jaminan untuk buka kamar sebesar Rp 2,5 juta masih ada dan belum diambil kembaliannya.
JAKARTA - Kuasa hukum John Refra Kei, terdakwa pembunuhan bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono, terus mencari celah untuk membebaskan kliennya.
BERITA TERKAIT
- ATI & PASEO Gencarkan GET Bagi Pelajar Sekolah
- Kaget Lihat Jalan Rusak Parah di Kabupaten Serang, Mendes Yandri Hubungi Menteri PU
- Tangis Guru Honorer Supriyani Pecah Setelah Divonis Bebas
- Tips Obati Penyakit Asam Lambung dari IDI Banyumas
- Tok, Majelis Hakim Vonis Bebas Honorer Supriyani
- Jadi Tersangka, Gubernur Rohidin Singgung soal Pilkada