Pemetik Buah di Australia Tak Bisa Lagi Diupah Berdasarkan Jumlah Panen yang Mereka Ambil
Sekretaris Nasional AWU, Dan Walton menggambarkan keputusan Fair Work Commission sebagai salah satu keputusan paling penting dalam sejarah ketenagakerjaan di Australia.
"Saya yakin keputusan ini merupakan yang paling penting dalam sejarah 135 tahun keberadaan serikat pekerja ini," kata Walton.
"Para pemetik buah di Australia sudah lama dan secara sistematis dieksploatasi dan dibayar rendah.
"Terlalu banyak petani yang bisa memanipulasi sistem a piece rate sehingga bayaran yang mereka berikan di bawah standar di Australia.
"Sekarang akan mudah bagi para pekerja, bahkan bila mereka tidak bisa berbahasa Inggris sekalipun, untuk mengerti apakah mereka mendapat upah rendah atau tidak.
"Mulai dari sekarang, kalau anda mendapat lebih sedikit dari $25 per jam sebagai pemetik buah di Australia, artinya bos Anda melanggar hukum dan mencuri uang anda."
Kemungkinan harga jadi lebih mahal di pasar
Federasi Petani Nasional Australia sebelumnya menentang perubahan aturan upah, dengan mengatakan sistem 'a piece rate' justru membantu produksi.
Mereka merasa perubahan apa pun soal upah akan membuat banyak petani bangkrut.
Semua pemetik buah di Australia, termasuk asal Indonesia, tidak bisa lagi dibayar sesuai dengan berapa banyak buah atau sayur yang dipetiknya dalam sehari
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan