Pemilik Bisnis di Kawasan Regional Australia Sangat Berharap Backpacker Segera Kembali

Australia belum tentu aman
Latchford mengatakan sebelum memulai perjalanan, para backpacker sangat menggantungkan diri dari orang tua mereka dari sisi biaya.
"Saya menghabiskan waktu 13 tahun berkecimpung di industri backpacker di Queensland dan kadang terkejut dengan anak-anak muda berusia 22 tahun yang memiliki kartu kredit gold," katanya.
"Saya langsung berpikir, ini pasti bukan kartu kredit mereka sendiri, tapi kartu kredit tambahan dari orang tua mereka."
Menurut Simon Latchford, saat ini banyak orang tua lebih khawatir dibandingkan anak-anak mereka mengenai rencana kepergian ke Australia.
Mereka, menurutnya, khawatir dengan apa yang terjadi bila anak mereka terkena COVID, apalagi kalau anak mereka pernah datang ke Australia semasa pandemi di mana peraturan lockdown yang sangat ketat selama dua tahun terakhir.
"Beberapa orang mungkin saat ini tidak merasa nyaman mengenai Australia saat ini," katanya.
"Akan ada orang yang sekarang berpikir "benteng yang dibangun Australia" untuk mencegah masuknya COVID sebagai hal yang terlalu berlebihan."
Namun dia mengatakan berbagai badan pariwisata di Australia sekarang sedang bekerja keras guna memasarkan Australia secara internasional dan para backpacker tersebut nantinya bakal kembali lagi.
Membangun kembali reputasi Australia di mata para orang tua dari backpacker akan bisa membuat anak-anak muda dari seluruh dunia kembali mengunjungi Australia setelah pandemi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia